WELCOME TO MY BLOG

05 September 2009

Perhatikan Kandungan Obat Batuk

Tersedia berbagai jenis obat batuk yang dijual bebas di pasaran. Sebelum membeli obat batuk ataupun influenza, pastikan Anda tahu peruntukannya. Yang pasti, bedakan dulu batuknya, tergolong batuk produktif yang menghasilkan lendir (mukus) atau batuk kering. Dengan begitu, Anda bisa memilih obat batuk dengan tepat.

Anda bisa berkonsultasi dengan dokter atau tenaga kesehatan sebelum memilih obat batuk ini:
1. Ekspektoran
Membantu mengencerkan lendir, sehingga lebih mudah mengeluarkannya. Obat batuk ekspektoran hanya digunakan bagi penderita batuk produktif dan kesulitan mengeluarkan lendir tersebut. Hanya saja, jangan bergantung sepenuhnya pada obat batuk ini. Anda juga harus minum banyak air guna mengencerkan dahak.

2. Mukolitik
Obat batuk ini berfungsi mengubah struktur lendir atau mukus. Dengan begitu, viskositas (kekentalan) akan berkurang dan mudah dikeluarkan oleh silia melalui kerja ekspektoran.

3. Antitusif/Supresan
Membantu mengontrol atau menekan refleks batuk di tenggorokan dan paru. Caranya, dengan meningkatkan ambang rangsang batuk di pusat batuk pada otak. Obat batuk jenis ini biasanya digunakan untuk batuk kering.

Obat batuk antitusif/supresan hendaknya digunakan dengan bijak. Jangan menggunakan untuk batuk produktif. Bagaimanapun, batuk berguna karena membantu mengeluarkan lendir dari paru dan mencegah infeksi bakteri.

Pada obat batuk supresan biasanya digunakan dekstrometorfan untuk mengobati batuk nonproduktif karena dekstrometorfan bekerja pada pusat batuk.

4. Dekongestan
Obat batuk dengan tambahan dekongestan biasanya berfungsi melegakan saluran napas dan membersihkan saluran hidung dari lendir.

5. Anthitasmin
Berfungsi meringankan gejala gatal atau alergi dan hidung berair. Obat batuk atau flu dengan antihistamin juga mengurangi produksi lendir atau mukus.

Mengenal Simbol Kemasan Obat

Obat adalah penyelamat hidup manusia. Meski begitu, tanpa penggunaan yang benar obat bisa mencabut nyawa, seperti yang terjadi pada megabintang Michael Jackson. Itu sebabnya Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) membuat aturan dan klasifikasi obat.

Mari kita kenali obat lebih jauh agar mampu menggunakannya sesuai aturan.

1. Obat bebas
Obat bebas adalah obat yang boleh digunakan tanpa resep dokter. Di negara-negara Barat, obat ini disebut OTC atau over the counter. Ini adalah obat yang paling aman dan bisa dibeli bebas di warung, toko obat, maupun apotek.

Meskipun disebut aman, obat bebas tetap tidak boleh dipergunakan sembarangan. Bagaimanapun, kata Dr.Handrawan Nadesul, obat bebas juga punya kandungan "racun" yang bisa berbahaya buat tubuh bila tidak dipergunakan sebagaimana mestinya.

Kemasan obat ini ditandai dengan lingkaran hijau bergaris tepi hitam. Obat bebas ini digunakan untuk mengatasi gejala penyakit ringan, biasanya berupa vitamin atau multivitamin.

2. Obat bebas terbatas
Obat jenis ini masih bisa dibeli tanpa resep dokter. Pada kemasan obat ini terdapat lingkaran biru bergaris tepi hitam. Contohnya, obat antiflu atau obat antimabuk. Pada kemasannya terdapat peringatan bertanda kotak kecil berdasar gelap atau kotak putih bergaris tepi hitam, misalnya:
P.No.1: Awas! Obat keras. Baca aturan pemakaiannya
P.No.2: Awas! Obat keras. Hanya untuk bagian luar dari badan.
P.No.3: Awas! Obat keras. Tidak boleh ditelan.
P.No.4: Awas! Obat keras. Hanya untuk dibakar.
P.No.5: Awas! Obat keras. Obat wasir, jangan ditelan.

Pemakaian obat ini juga harus dihentikan bila kondisi penyakit semakin serius. Sebaiknya pergi ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Sangat tidak dianjurkan untuk melakukan pengobatan sendiri dengan obat-obatan yang seharusnya diperoleh lewat resep dokter. Meski gejala dan keluhan penyakit sama, obat yang digunakan belum tentu sama.

Perhatikan tanggal kadaluwarsa obat, baca informasi pada kemasan tentang petunjuk penggunaan obat yang tidak, petunjuk penggunaan obat yang tidak diperbolehkan, efek samping, dosis obat, cara menyimpan obat, dan interaksi obat dengan obat lain atau interaksi obat dengan makanan yang dikonsumsi.

3. Obat keras
Obat ini harus diperoleh lewat resep dokter. Ciri khasnya adalah terdapat tanda lingkaran merah bergaris tepi hitam dengan huruf K di dalamnya.

Obat yang termasuk dalam golongan ini misalnya antibiotik, seperti tetrasiklin, penisilin, obat-obatan yang mengandung hormon, obat penenang, dan lain-lain. Obat jenis ini tidak bisa sembarang dikonsumsi karena bisa berbahaya, meracuni tubuh, memperparah penyakit, atau menyebabk

Stop Berpikir Negatif!

Kebanyakan dari kita cenderung lebih mudah melihat atau berpikir dari sisi negatif. Buktinya, dalam sebuah penelitian kecil yang di lakukan pada salah satu kelas perkuliahan yang kebanyakan menyebutkan hal-hal negatif terlebih dahulu saat diminta menilai dirinya dan orang lain.

Daftar hal – hal yang negatif juga lebih panjang daripada yang positif. Selain itu, dalam sebuah diskusi, beberapa mahasiswa mengakui bahwa lebih mudah menyebutkan hal – hal negatif daripada yang positif.

Berpikir negatif tampaknya menjadi bagian dari kehidupan kita sebagai manusia yang tidak sempurna. Tetapi tidak berarti kita menyerah pada pikiran negatif dan tidak juga berarti kita sama sekali tidak boleh berpikir negatif. Maksudnya, kita harus membatasi pikiran negatif!

Ada kalanya pikiran negatif membuat kita tetap waspada dan berjaga jaga. Misalnya seorang istri yang berpikiran negatif tentang suaminya atau curiga suaminya berselingkuh.

Kecurigaan tersebut dapat membantu si istri waspada dan berjaga – jaga, tetapi yang perlu diperhatikan adalah ia harus membatasi pikiran negatifnya.

Artinya adalah boleh saja ia waspada, tetapi berhenti mencurigai tanpa bukti yang kuat atau alasan yang jelas. Jangan biarkan pikiran negatif meracuni dirinya dan membuat suami istri bertengkar bahkan sampai akhirnya bercerai.

Pikiran negatif, STOP!!!
Lalu bagaimana kita membatasi atau mengatasi pikiran negatif yang muncul di kepala kita? Ada beberapa hal yang dapat kita lakukan, antara lain:
Pertama, batasi pikiran negatif dengan berpikir rasional. Ketika pikiran negatif muncul, kita harus melatih diri kita untuk berpikir rasional, berpikir dengan jernih, menimbang dan mencoba mencari bukti atau penjelasan. Pada kasus istri yang mencurigai suaminya berselingkuh, si istri sebaiknya tidak langsung menyerang, tetapi mengevaluasi keadaan tersebut, benarkan suaminya berselingkuh? Apa yang mungkin mendorong atau melatarbelakangi hal tersebut?

Kedua, sadari bahwa banyak hal di dunia ini memiliki sisi positif dan negatif, ada kelebihan dan ada kekurangan. Penyadaran tentang dua sisi ini dapat membantu agar tidak berat sebelah. Tidak terlalu memuji atau mengagungkan sesuatu, dan tidak terlalu merendahkan atau meremehkan sesuatu.

Menyadari kedua sisi secara utuh juga dapat mempersiapkan kita memutuskan dengan bijak dan menerima risiko. Pada kasus istri yang mencurigai suami, si istri dapat membatasi pikiran negatifnya dengan menyadari bahwa bukan hanya suaminya yang negatif (dalam hal ini mungkin berselingkuh), tetapi ia juga memiliki sisi negatif yang mungkin dapat membuat suaminya berselingkuh. Sehingga tidak hanya asal curiga, tetapi si istri juga bersedia mengevaluasi dirinya.

Ketiga, berpikirlah positif. Berpikir positif berarti menggunakan cara pandang yang positif. Apa yang dapat kita pelajari dari suatu kejadian? Hikmah apa yang bisa kita ambil dari pengalaman kita? Dengan berpikir positif, kita tidak lagi terpaku pada kekuatiran, kesedihan, kedukaan atau bahkan kehancuran yang kita alami. Tetapi kita dapat melihat hal – hal yang lebih berarti, yaitu pelajaran hidup yang dapat mengembangkan atau mengubah kehidupan kita.

Pada kasus istri yang mencurigai suaminya, jika si istri dapat berpikir positif, maka ia justru dapat membenahi dirinya, sehingga membuat suaminya tambah sayang dan batal selingkuh. Atau jika benar suaminya selingkuh, maka dengan berpikir positif, si istri dapat lebih tegar dan bersikap bijak menghadapi suaminya.

Siapapun Anda, kapan dan di manapun berada, ketika pikiran negatif mulai muncul, bersiaplah membatasinya. Pikiran negatif, STOP !!!